Atasi Sampah, Pemkot Tangsel Gandeng Swasta Bangun PSEL

gunung sampah di TPA Cipeucang, Kota Tangsel. (ist)

Kota Tangerang Selatan, asaterkini.id- Guna mengatasi sampah di wilayahnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) menggandeng investor swasta untuk membangun fasilitas canggih Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL)

Kerjasama itu dilakukan sebagai langkah revolusioner untuk menyulap sampah menjadi sumber energi bersih.

Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Pilar Saga Ichsan dalam keterangan resminya yang dikutip Minggu (11/5/2025) mengatakan, dengan fasilitas tersebut,
tentu nantinya sampah di Kota Tangsel tidak lagi menjadi masalah.

Baca juga: Hingga Akhir Maret 2025, BPBD Kota Tangerang Imbau Warga Waspada Ancaman Banjir

Tetapi, lanjutnya akan menjadi sumber aset energi dengan beragam dampak positifnya bagi masyarakat Tangsel. “PSEL Cipeucang ini akan mengolah sedikitnya 1.100 ton sampah per hari, menggunakan teknologi MGI atau Moving Grate Incenerator yang dapat mereduksi secara maksimal hampir seluruh sampah yang dihasilkan kota Tangerang Selatan,” ujarnya.

Pembangunan proyek ini, katanya, akan dibiayai oleh Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) melalui anak usahanya PT Indoplas Energi Hijau bersama mitra teknologi China Tianying Inc (CNTY), yang resmi ditetapkan sebagai pemenang lelang pada 17 April 2025 lalu.

Rencananya, sambung Pilar, proyek ini akan dimulai pada tahun 2026 nanti, dengan ujicoba operasional di tahun 2028, dan mulai dikomersilkan pada tahun 2029.

Baca juga: Wakil Wali Kota Tangerang Pastikan Stok dan Harga Sembako Jelang Ramadan Aman

Sementara itu, Pimpinan konsorsium IEH-CNTY, Bobby mengatakan, dalam prosesnya nanti pengelolaan tidak hanya dilakukan untuk sampah-sampah baru, tetapi juga akan mengangkat tumpukan sampah lama yang telah mengendap di TPA Cipeucang.

Tidak Timbulkan Pencemaran Dan Bau

Pertama, tidak hanya menangani sampah harian, PSEL juga akan mengolah timbunan lama di TPA Cipeucang sekitar 100 ton per hari, sehingga akan dapat mengurangi potensi longsor, kebakaran, dan pencemaran air tanah.

Kedua, teknologi ini mengubah panas pembakaran sampah menjadi uap untuk memutar turbin, menghasilkan listrik sebesar 15,7 Megawatt (MW) per hari.

Baca juga: Empat Dari Dua Pelaku Curanmor Berkedok Debt Collector Dibekuk Petugas Polsek Tangerang

Energi tersebut nantinya bisa dijual ke PLN sesuai ketetapan Perpres No. 35 Tahun 2018, dengan harga 13,35 sen dolar AS per kWh. “Listrik yang dihasilkan oleh PSEL ini adalah listrik yang bersih,” jelasnya.

Ketiga, tidak menimbulkan bau, mengingat proses dari fasilitas pengolahan sampah ini akan mengikuti standar ramah lingkungan internasional yang tidak menimbulkan dampak kerusakan lingkungan seperti dampak emisi karbon, polusi udara dan dampak bau.

“Dijamin tidak mengeluarkan bau apapun dari sampah yang diolah, sehingga tidak akan menimbulkan gejolak sosial dari masyarakat setempat,” paparnya.

Keempat, tingkatkan kualitas hidup masyarakat, karena PSEL ini dapat membersihkan masalah sampah, dan bisa meningkatkan ekonomi daerah.

Dari 1.100 ton sampah per hari, yang dikelola, kata Bobby, ditargetkan bisa menghasilkan listrik sebesar 15,7 Megawat (MW).

Kemudian listrik ini bisa dijual sesuai dengan ketetapan Perpres Nomor 35 Tahun 2018, yaitu sebesar 13,35 cents per kilowatt-hour (kWh).

“Dengan pendekatan dan cara yang tepat, pengolahan sampah ini akan menjadi sumber pendapatan yang signifikan,” tutupnya. (CS)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement Here

Topik Terkait

Advertisement Here

Trending