Pasca SPAB Guru di Pesisir Jember Sisipkan Pembelajaran Kebencanaan Pada Siswanya

Pembelajaran Kebencanaan pada pelajar di Jember, Jatim. (ist)

Jember, asaterkini.id – Pasca orientasi Satuan Pendidikan Aman Bencana ( SPAB ), para guru di Kecamatan Puger dan Gumukmas Jember, Jawa Timur, secara serentak menyelipkan 5 hingga 10 menit materi kebencanaan kepada siswanya di sekolah.

“Implementasi pengenalan bencana kami serahkan kepada bapak ibu guru. Karena hanya butuh waktu sekitar 5 sampai 10 menit untuk memberikan pembelajaran kebencanaan itu pada siswa,” kata Koordinator SCR Project PMI Jember, Weni Catur, melalui keterangan resminya di kutip Sabtu (17/5/2025)

Guru yang dimaksud, lanjutnya berasal dari 11 sekolah yang ditunjuk menjadi pilot project School and Community Resilience ( SCR ) Project Japanese Red Cross Society bersama Palang Merah Indonesia. Antara lain, SMPN 1 Puger, SDN Puger Kulon 01, SMPN 3 Puger, SDN Puger Wetan 01 dan SMPN 1 Gumukmas.

Baca juga: Tingkatkan Keamanan Pemkot Tangerang Lakukan Penataan Kabel Semrawut di Beberapa Ruas Jalan

Implementasi 5 hingga 10 menit untuk belajar kebencanaan itu, lanjut Weni, ia setiap harinya bisa dilakukan secara tematik, sesuai mata pelajaran yang diajarkan.

Seperti yang dilakukan oleh Ulfiah, guru SMPN 1 Puger, Jember yang mengajar fisika. Di sela-sela pembelajaran gempa bumi, ia menyelipkan cara penyelamatan bencana.

Bahkan, siswa-siswinya pun diajak bernyanyi yang liriknya bimbingan Kesiapsiagaan bencana.

Baca juga: Sachrudin Dapat Dukungan Kuat Maju Kembali Sebagai Calon Ketua DPD II Partai Golkar Kota Tangerang

Begitupula di sekolah lainnya, seperti, SMPN 1 Puger, Qoriatul Nurjanah. Guru yang mengajar Keterampilan, di papan tulis menggambar ilustrasi sebuah tas yang lengkap dengan perlengkapan kesiapsiagaan bencana, serta mengajak siswanya untuk bernyanyi soal penanganan gempa.

Kurikulum Kebencanaan Belum Ada

Samahalnya di SDN Puger Kulon 01, para guru di kelas 4 dan 5 terlihat memanfaatkan waktu 5 – 10 menit untuk menyelipkan pelajaran bencana tersebut.

Kegiatan itu, juga berlaku di sekolah-sekolah lain, seperti di Madrasah Tsanawiyah Miftahul Ulum Desa Kepanjen, Kecamatan Gumukmas, Jember dan lainnya.

Baca juga: Anggota Polres Metro Tangerang Kota Juara 1 di Kejuaraan Taekwondo Internasional Malaysia

Menyikapi hal itu Staf Japanese Red Cross Society untuk Indonesia, Yana Maulana mengatakan, pelajaran kebencanaan kepada siswa di kelas, merupakan metode inovatif yang sedang dikembangkan pada Satuan Pendidikan Aman Bencana ( SPAB ) di sekolah.

Tujuannya, untuk menyiasati agar porsi pengetahuan kebencanaan tersampaikan kepada siswa. “Selipkan waktu 5-10 menit pengenalan bencana itu kepada siswa. Mengingat kurikulum soal kebencanaan belum ada,” paparnya. (CS)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement Here

Topik Terkait

Advertisement Here

Trending