Tim Sibat Pesisir Jember Lakukan Pemetaan Risiko Bencana Tsunami

Tim sibat Jember melakukan pemetaan risiko bencana tsunami
Tim sibat saat melakukan pemetaan risiko bencana tsunami.(ist)

Jember, asaterkini.id- Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat ( Sibat ) di tiga desa pesisir selatan Kabupaten Jember, Jawa Timur, melakukan pemetaan dan kapasitas risiko bencana tsunami.

Kegiatan itu berlangsung untuk mengimplementasikan
Enhanched Vurnerability and Capacity Asessment ( EVCA ), atau kajian Kerentanan dan Kapasitas risiko bencana. Di mana pengetahuan itu pernah mereka pelajari beberapa bulan lalu.

“Beberapa bulan lalu, Tim Sibat PMI di Desa Puger Wetan, Puger Kulon dan kepanjen, mempelajari pengetahuan itu ,” kata Koordinator School and Community Risilence ( SCR ) Projcet JRCS – PMI, Weni Catur, Kamis (19/6/2025)

Baca juga: Jelang Imlek 2025, Pemkot Tangerang Gelar GPM di Setiap Kecamatan

Selanjutnya, mereka belajar bersama mengkaji kerentanan dan Kapasitas risiko bencana tsunami, di desanya masing-masing. Kajian tersebut, diawali dengan orientasi di kantor Kecamatan Puger, Jember, Senin (16/6/2025) lalu.

Pembukaan acaranya langsung oleh Sekretaris PMI Kabupaten Jember, Zainol Amand. Hadir dalam kegiatan tersebut, staf Japanese Red Cross Society untuk Indonesia, Yuki Yajima, Awaludin, Yana Maulana, dan beberapa staf PMI Provinsi Jawa Timur maupun Pusat

Dalam orientasi, tambah Weni, PMI pusat memberikan pengetahuan Transect Walk kepada Sibat. Sebuah metode pengumpulan data partisipatif perjalanan sistematik suatu area atau desa.

Baca juga: Tekan Bahaya Narkotika, Gubernur Banten Akan Kumpulkan Semua Kepala Sekolah

Selain itu, paparnya, Tim
Sibat juga mendapat pengetahuan Spotmap, untuk mengidentifikasi
sejumlah aset bermanfaat, jalur jalur evakuasi, mushola, masjid, sekolah, dan semua infrastruktur desa.

Sementara itu, Staf PMI Pusat, Anwar Assyubali, menjelaskan metode Transect walk dan Spotmap itu dipraktekkan langsung oleh 75 orang anggota Sibat.

Dengan harapan supaya nantinya mereka mampu mengidentifikasi potensi masalah, terutama terkait risiko bencana tsunami. “Kami harap kedepannya mereka mampu melihat kontingensi, atau kemungkinan akan terjadinya bencana Tsunami di desanya,’ pungkas Anwar. (CS)

Baca juga: 197 Wartawan Ikuti Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian PWI Banten

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement Here

Topik Terkait

Advertisement Here

Trending