Percepat Penanganan Stunting Pemkot Tangerang Lakukan Pendekatan Lintas Sektoral

Percepat penurunan stunting di kota tangerang
Sekda Kota Tangerang, Herman Suwarman. (ist)

Kota Tangerang, asaterkini.id– Mempercepat penanganan stunting, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melakukan pendekatan dengan lintas sektoral

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang, Herman Suwarman dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), di Ruang Al Amanah, Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Banten, Selasa (22/7/2025).

Hadir pada acara tersebut, sebanyak 260 peserta dari unsur perangkat daerah, camat, lurah, Puskesmas, akademisi dan tokoh masyarakat.

Baca juga: 301 Calon Paskibraka Kota Tangerang Jalani Tes Kesehatan

Kegiatan ini, kata Sekda, bagian dari strategi konsolidasi Pemkot dalam menangani lebih dari 30 ribu keluarga berisiko stunting di wilayahnya. “Ini bukan hanya soal angka. Ini soal masa depan generasi kita,” Papar Herman.

Untuk itu, lanjutnya, menangani hal tersebut, tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Penurunan stunting hanya bisa berhasil, bila ada kerjasama yang baik dari seluruh elemen masyarakat,” ujarnya.

Berdasarkan data tahun 2024, sambung Herman, dari 292.095 keluarga sasaran, sebanyak 30.980 keluarga (10,6%) masuk kategori berisiko stunting.

Baca juga: Pasca SPAB Guru di Pesisir Jember Sisipkan Pembelajaran Kebencanaan Pada Siswanya

Karena itu, ia menekankan pentingnya pemutakhiran data sebagai dasar intervensi yang terarah dan berdampak nyata dalam pengamanan tuneting. “Semua harus mulai dari data yang akurat. Tapi tidak cukup berhenti di situ, harus berlanjut dengan aksi. Kita tidak boleh pasif,” tegasnya.

Camat Jangan Hanya Duduk di Belakang Meja

Lebih jauh Herman menjelaskan, keberhasilan penanganan stunting, tergantung pada kekuatan struktur paling bawah, yaitu camat, Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), kader kesehatan, hingga tim pendamping keluarga.

“Saya minta camat jangan hanya duduk di balik meja. Turun langsung. Lihat kondisi keluarga-keluarga berisiko. Dampingi mereka. Kita butuh pendekatan yang lebih humanis, komunikatif, dan aktif di lapangan,” tambahnya.

Baca juga: MUI Banten Keluarkan Fatwa Donor Darah Tidak Membatalkan Puasa

Pemkot Tangerang pun, tambahnya, tidak hanya mengandalkan perangkat daerah, tetapi juga mengandalkan kemitraan dengan Baznas, dunia usaha, dan masyarakat sipil dalam mendukung program intervensi stunting.

Beberapa inisiatif konkret yang telah berjalan, katanya, antara lain bantuan sembako bekerja sama dengan Baznas, Pemberian makanan sehat bagi balita stunting oleh Dinas Ketahanan Pangan, Penguatan pos gizi di kelurahan – kelurahan, Program CSR seperti Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), Satu Telur Satu Minggu (Sate Sami).

“Upaya percepatan ini bukan hanya kerja seremonial. Rakor ini adalah ruang konsolidasi strategi. Hasil rapat harus menjelma menjadi aksi nyata di lapangan,” tegasnya. (CS)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement Here

Topik Terkait

Advertisement Here

Trending