Jember, asaterkini.id- Palang Merah Indonesia Kabupaten Jember, Jawa Timur bekerjasama dengan Palang Merah Jepang (JRCS) menggelar kegiatan Sosialisasi dan Orientasi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) sebagai bagian dari rangkaian Project School and Community Resilience (SCR).
Dalam kegiatan yang berlangsung mulai tanggal 21-24/2025 itu dikuti sebanyak 196 guru dari 11 sekolah yang tersebar di Kabupaten Jember.
Seperti SMP Negeri 3 Jember, SMK Negeri 4 Jember, SDN Puger Wetan 1, SDN Puger Kulon 1, SMP Ahmad Yani, MTs Miftahul Ulum, SMK Darus Sholihin SDN Kepanjen 1, SMP Negeri 1 Gumukmas, SMP Negeri 1 Puger, dan SMP Negeri 3 Puger.
Baca juga: Peredaran Obat-obatan Keras di Tangerang Marak, Polisi Ciduk Dua tersangka di Cibodas
Country Coordinator JRCS di Indonesia, Teuku Awaludin mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari fase lanjutan Project SCR yang sebelumnya menyasar wilayah desa.
“Kegiatan ini kami gelar dengan harapan sekolah maupun warganya memahami risiko bencana, kerentanan, serta kapasitas untuk menghadapi situasi darurat,” ujar Awaludin melalui keterangan persnya, Sabtu (26/4/2025)
Selama kegiatan, lanjutnya, para guru diperkenalkan pada konsep dasar pengurangan risiko bencana, serta metode penyampaian materi kebencanaan dalam pembelajaran di kelas maupun kegiatan ekstrakurikuler.
Baca juga: Peredaran Narkoba Marak, Pj Wali Kota Tangerang Ajak Berbagai Elemen Untuk Memberantasnya
“Kami tidak ingin bencana seperti tsunami di Jepang dan di Banda Aceh terjadi di sini (Jember),” paparnya.
Meski begitu, sambungnya, para siswa dan warga harus paham apa yang mesti dilakukan apabila terjadi bencana, seperti meminimalisir korban jiwa maupun kerugian materi.
Menyikapi hal itu salah seorang guru yang menjadi peserta dalam kegiatan tersebut, Ulfiah menyampaikan apresiasinya kepada PMI Kabupaten Jember, Pusat dan Palang Merah Jepang yang telah memberikan wawasan untuk meningkatkan kapasitas dalam bidang SPAB.
Baca juga: DPRD Kota Tangerang Gandeng Kejari Dalam Menyusun Kegiatannya
“Kami ucapkan terimakasih. karena dengan kegiatan ini kami memahami apa yang harus dilakukan bila terjadi bencana,” ungkapnya. (CS)
